Monday, December 18, 2017

Pengalaman Tes TORCH Saat Hamil. Pentingkah?




"Apa sih pentingnya TORCH? Emang harus ya? Dulu ga ada kaya gitu-gitu deh! Ah gue gapake kaya gitu anak gue lahir sehat-sehat aja. Bismillah aja lah"

Alhamdulillah ya mba, mas, bu, pak, kalau janinnya bisa sehat sampai lahir, bisa tumbuh dengan baik sampai dewasa tanpa pakai cek ini itu, tanpa cek torch, tanpa USG rutin, tanpa kontrol rutin, dan tanpa-tanpa yang lainnya.

.
Tapi di jaman sekarang ini, dimana polusi makin banyak, lingkungan dan udara makin kotor, virus makin lebih cepat menyebar, selain rajin berdoa dengan sungguh-sungguh, sama sekali tidak ada salahnya kita sebagai calon orang tua lebih banyak melakukan pengecekan ini dan itu sejak janin dalam kandungan.
.
TORCH kependekan dari Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan Herpes merupakan gangguan kehamilan yang disebabkan virus dan bisa membahayakan janin. Kemungkinan Anda terjangkit tidak terlepas dari gaya hidup sebelum dan selama hamil, seperti memelihara kucing atau anjing, sering makan sayuran mentah atau steak tidak matang, dan pernah berkontak dengan penderita.
Umumnya dokter menganjurkan Anda melakukan pemeriksaan TORCH pada awal kehamilan, agar bila terjangkit bisa segera diambil tindakan. Dugaan terhadap infeksi TORCH dibuktikan melalui pemeriksaan darah dengan pengukuran titer (takaran konsentrasi) IgG, IgM, atau keduanya. Angka yang terbaca pada hasil pemeriksaan laboratorium terhadap serum darah adalah positif atau negatif. (sumber : https://www.ayahbunda.co.id)
.
TORCH menjadi sangat berbahaya jika menginfeksi ibu yang sedang mengandung karena dapat menginfeksi janin yang dikandung dan menyebabkan cacat janin atau keguguran. Sehingga beberapa dokter menyarankan untuk melakukan tes TORCH sebelum merencanakan kehamilan, atau sesaat sebelum melakukan pernikahan (pre-marital check up).

Infeksi TORCH yang menyerang ibu hamil dapat memberikan dampak-dampak ini pada janin:
  • kerusakan mata
  • kerusakan telinga
  • kerusakan jantung
  • gangguan pertumbuhan
  • gangguan saraf pusat
  • kerusakan otak
  • keterbelakangan mental
  • pembesaran hati dan limpa
Saya sendiri sudah direkomendasikan melakukan tes ini sejak program kehamilan. Sebagai antisipasi jika memang benar terinfeksi salah satu dari virus TORCH, maka bisa di obati terlebih dahulu dan menunda kehamilan. Karena apabila seseorang terinfeksi TORCH di awal kehamilan, maka kemungkinannya besar sekali virus tersebut menginfeksi janin yang dikandungnya.
.
Suami saya pun selain bahagia juga panik banget banget pas tau saya hamil sebelum sempat melakukan tes TORCH. 
Gimana kalau terinfeksi? apalagi saat itu media lagi gencar-gencarnya melakukan pemberitaan mengenai Rubella.
Pasti udah pada pernah liat iklannya kan? dimana ada kalimat "saya sedih melihat anak saya lahir buta, tuli, cacat, dll karna Rubella".
Kekhawatiran ini ditambah dilatarbelakangi oleh kita berdua yang sama-sama pelihara kucing, sering kontak langsung sama kucing sampe dipeluk ciumin, pernah kontak langsung dengan kotoran kucing. Sering banget makan makanan setengah mateng (telur, steak, daging).
.
Sampai sini apakah sudah terlihat menyeramkan? apakah sudah cukup untuk menyadarkan kita kalau TORCH adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan dan menjadi perhatian kita semua.
Kalau belum, mari saya perlihatkan bukti konkrit, nyata, dan faktanya.
.
Adakah yang tau Grace Melia? Beliau adalah founder/pendiri dari Rumah Ramah Rubella. Dorongan membuat komunitas Rumah Ramah Rubella (RRR) ini muncul di tengah perenungannya setelah melahirkan seorang buah hati bernama Ubi yang ternyata sudah terinfeksi Rubella sejak dalam kandungan.

"Kalau saya, yang berpendidikan dan tinggal di kota besar saja sangat sedikit mengetahui info tentang TORCH, bagaimana dengan wanita-wanita lain di kota-kota yang jauh dari pusat informasi kesehatan? Melalui komunitas ini, saya ingin mewadahi para orang tua yang punya pengalaman melawan rubella seperti saya."
Mami Ubi (begitu dia disebut) terkena Rubella saat hamil muda, yang tidak diketahuinya sama sekali karna Mami Ubi tidak melakukan screening TORCH dan sangat awam dengan hal ini, sehingga menyebabkan janinnya terinfeksi. Ubi, yang terlihat lahir sehat dan normal, ternyata memiliki kelainan seperti jantung bocor, tuli, celebral palsy, dan pengapuran otak.
Silahkan baca cerita ceritanya di http://www.gracemelia.com . Saya aja bacanya sampe nyesek di dada gabisa berkata-kata. Antara sedih, ga tega, dan juga salut banget sama ketegaran Mami Ubi.
Cerita Mami Ubi ini (dan mungkin banyak lagi cerita orang tua lainnya diluar sana), adalah salah satu kenyataan dan bukti konkrit yang gabisa kita elak lagi, gabisa kita tepis dengan berbagai macam alasan, gabisa lagi kita tutup mata dan telinga lalu berharap hal ini tidak terjadi pada kita.





Selain itu Grace juga sangat menyarankan untuk melakuan tes TORCH sebelum program hamil. Meski nggak murah, tapi itu merupakan salah satu bentuk investasi sehingga jika terdeteksi lebih dini akan cepat ditangani dan terhindar dari efek mengerikan dari virus TORCH yang tidak diinginkan. Tentunya biaya untuk tes TORCH akan jadi lebih terjangkau jika dibandingkan biaya perawatan jika nantinya terkena salah satu virus berbahaya ini.
.
Tapi kan tes TORCH mahal?
Iya memang, tapi sejalan dengan manfaatnya.
Yang berminat, mungkin mulai sekarang bisa di cari tahu, banyakin informasi, dimana yang mengadakan tes TORCH murah, bahkan kalo mungkin GRATIS. Karena tiap tempat itu harganya beda-beda. Tes HB di RS, Lab, Klinik, dan puskesmas aja bisa beda-beda. Carilah harga terbaiknya.
Kalau kata Grace, biaya untuk tes TORCH lebih terjangkau dari biaya perawatan apabila memiliki anak dengan kasus Rubella. Bahkan Grace merincikan biaya perawatan anaknya yang seharga beberapa sepeda motor.





.
Cerita dan Pengalaman Tes TORCH
Sesuai surat pengantar Lab dari dokter Wisnu, sayapun melakukan pengecekan sebagai berikut:
  • Hematologi Lengkap
  • HBSag
  • Glukosa Sewaktu
  • Toksoplasma IGM (TORCH)
  • Rubella IGM (TORCH)

Untuk TORCHnya saya hanya dianjurkan 2 jenis itu saja.

Tanggal 5 Agustus 2017, begitu saya dan suami sama-sama ada waktu luang, kita langsung menuju ke Sari Asih untuk melakukan Tes Lab. Sebenernya bisa tes dimana aja ko, gaperlu di RS tempat dokter memberikan surat pengantar. Tapi saya masih berharap tes ini dicover asuransi makanya memutuskan tetap melakukan tes di Sari Asih, dan kalaupun ga dicover Insyaallah saat itu kita sudah siap dengan sedikit tabungan. Bahkan namanya orang tua, pasti akan rela ngelakuin apa aja, dan mengorbankan apa aja demi anak. Kalaupun biayanya lebih besar dari uang simpanan, kita udah siap-siap merelakan harta seadanya yang kita punya.


Saat melakukan pendaftaran, saya ditanya apakah pernah ada riwayat keguguran atau tidak. Karna jika tidak ada riwayat keguguran, maka tes TORCHnya tidak di cover asuransi. Hiks..

Tapi saya tetap bilang untuk melanjutkan tes dengan pembayaran cash.
Susternya sampe nelponin orang asuransi untuk keterangan lebih lanjut, akhirnya diinfokan untuk yang lain-lainnya selain Rubella IGM dan Toxo IGM bisa dicover asuransi. Alhamdulillah..

Sampai di Lab, saya ga langsung diambil darah, melainkan nanya-nanya dulu biaya yang tidak dicover yang harus dibayarkan.

Untuk Rubella IGM & Toxoplasma IGM totalnya 600rb-an, hampir 700rb seinget saya (saya lupa kwitansinya dimana, jadi gabisa share rincian jelasnya. Kalo ada soon saya upload ya).
Untuk biaya yang lain saya kurang tau, karna untuk asuransi biasanya kuitansi tidak di share kepada pasien.

Dan berikut hasil tesnya :


Hasil tes Hematologi Lengkap (Good)
Untuk Hematologi lengkap, kebetulan saya baru saja melakukan Medical Check Up di kantor, dan hasilnya masih sangat-sangat akurat. Sehingga info dokter Wisnu untuk bagian ini tidak diperlukan tes ulang lagi. Malah waktu Medical Check Up, saya sempet di rontgen dan gatau kalau udah hamil karna belum masuk tanggal haid. Untung rontgennya bagian dada, bukan perut kebawah.


Hasil tes glukosa sewaktu & HBsAg (Good)
Glukosa sewaktu ditujukan untuk mengecek kadar Gula Darah.
Diabetes selama kehamilan meningkatkan kemungkinan malformasi bawaan, atau cacat lahir, pada bayi, terutama jika glukosa darah Anda kurang dikontrol selama 10 minggu pertama kehamilan. Gula darah tinggi juga berkontribusi pada pertumbuhan janin yang berlebihan, yang membuat persalinan dan persalinan sulit dan meningkatkan kemungkinan patah tulang bayi atau cedera saraf. Bayi yang besar lebih mungkin dilahirkan melalui operasi caesar. Bayi yang baru lahir dari ibu diabetes berisiko mengalami gangguan pernafasan, penyakit kuning dan kadar kalsium atau glukosa darah rendah. (sumber: webmd.com)
Sementara HbsAg merupakan singkatan dari Hepatitis B surface Antigen. Istilah ini digunakan sebagai penanda apakah seseorang terjangkit virus hepatitis B atau tidak.
Hasil tes Rubella IGM & Toksoplasma IGM (Negatif)

Seperti yang sudah diamanatkan oleh dokter Wisnu untuk secepatnya mengabari begitu hasil test keluar (saking pentingnya tes ini), dan gaperlu nunggu sampe kontrol bulan berikutnya. Saya segera mengirimkan hasil testnya melalu pesan whatsapp dan dinyatakan hasil tes tersebut baik semua. Termasuk untuk Rubella dan Toksoplasmanya. Alhamdulillah ya Allah :) "Bunda tenang nak, Insyaallah perkembangan kamu lancar di dalam" Aamiin.

No comments:

Post a Comment

 

Melinda Pujiyanti Template by Melinda Personal Blog